GELORA.CO - Mantan Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Bersatu era Presiden SBY, Siti Fadilah Supari, akhirnya ikut bersuara perihal gagal ginjal akut pada anak.
Siti Fadilah Supari menyoroti cara kerja pemerintah, soal penanganan gagal ginjal akut pada anak, tentang dugaan obat sirop yang tercemar zat etilen glikol, sebagai penyebab utamanya.
Siti Fadilah Supari juga mempertanyakan, mengapa pemerintah hanya fokus pada obat sirop, padahal ada hal lain yang patut dicurigai sebagai penyebab gagal ginjal akut pada anak.
Badan POM sudah mengumumkan beberapa obat sirop yang menggunakan etilen glikol melebihi ambang batas, dan meminta produsen untuk menarik obatnya dari pasaran.
Menurut Siti Fadilah, cemaran etilen glikol memang berbahaya. Namun juga perlu dicermati, bahwa obat sirop bisa jadi bukan satu-satunya penyebab, atau justru bukan penyebab gagal ginjal akut pada anak.
"Saya mau mengajak untuk berpikir. Kita itu sudah memakai paracetamol (sirop) untuk anak-anak itu sudah puluhan tahun lho, tapi nggak ada apa-apa tuh," ungkapnya, dilansir Hops.ID dari YouTube Siti Fadilah Supari Channel, 25 Oktober 2022.
"Ini kita bayangkan ya, ini kelompok masyarakat Indonesia. Puluhan tahun dari dulu dari waktu saya masih muda, tempra sudah dipakai puluhan tahun," lanjutnya.
"Tapi tidak pernah terjadi outbreak gagal ginjal akut pada suatu populasi tertentu. Nah ini kok tiba-tiba ada. Mestinya kita harus berpikir, ada apa dong," imbuhnya.
Ia lantas mempertanyakan, benarkan cemaran etilen glikol pada obat sirop sebagai penyebab gagal ginjal akut.
Untuk memastikannya, ia meminta kepada pemerintah, dalam hal ini BPOM dan Kemenkes, untuk mencermatinya.
Menurutnya, gagal ginjal akut outbreak, penyebabnya bisa bermacam-macam, yaitu cemaran zat etilen glikol atau dietilen glikol, infeksi bakteri, riwayat sakit Covid yang menyebabkan multiorgan infection syndrome in children.
Artinya, anak yang pernah terinfeksi Covid, suatu saat akan mengalami gejala lain pada salah satu organnya, seperti ginjal.
Dan yang terakhir menurut Siti Fadilah, gagal ginjal akut pada anak sangat mungkin ada hubungannya dengan Vaksin Covid-19.
"Ada suatu penelitian, dari barat tentu saja, dimana vaksin (berupa) DNA, itu membutuhkan Adenovirus. Adenovirus bisa berkembang di sel-sel ginjal manusia," jelasnya.
"Jadi Adenovirus itu kita pakai untuk mengantar virus (vaksin) Covid ke dalam tubuh kita, yang sebetulnya apakah itu berbahaya bagi manusia hidup, katanya belum ada penelitian," tuturnya.
Selain itu, menurutnya, ada juga vaksin MRNA, yang tidak hanya membutuhkan nanopartikel MRNA saja, tetapi juga membutuhkan tambahan zat, seperti etilen glikol maupun dietilen glikol.
Artinya, kemungkinan itu ada, mengingat kedua jenis vaksin tersebut sudah digunakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Sementara untuk anak-anak balita yang mengalami gagal ginjal padahal tidak boleh divaksin, Siti Fadilah menduga, adenovirus dan etilen glikol tersebut sangat mungkin didapat dari ibunya.
"Namun dalam statement nya, Kemenkes (bilang) tidak ada hubungannya dengan vaksin. Nah itu saya pengen tanya, apakah sudah diteliti?," ucap Siti Fadilah mempertanyakan.
Padahal menurutnya, tidak sulit meneliti hal tersebut, yaitu hanya perlu mengambil spesimen korban, lalu spesimen tersebut di PCR, maka akan terlihat penyebabnya.
Jadi, menurutnya kurang fair, jika pemerintah langsung membuat statement, bahwa gagal ginjal akut pada anak tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19, tanpa melakukan penelitian terlebih dahulu.***
Sumber: hops